Selasa, 23 September 2014

Ketika Mentari di ujung senja menutup perjalanan kami

Klaten(21/09), Roda belakang motorku berusaha mengejar roda depan, meskipun ia tahu bahwa ia tak kan mampu untuk mengejar atau bahkan mendahului roda depan. Namun karena usaha mereka aku pun dimudahkan untuk berpetualang hari ini. Dengan lincahnya si hijau menyusuri kota bengawan menuju kota yang katanya bersinar. Mobil, Bus, Truk, dan motor satu persatu tersalip, si Hijau berjalan menuju tempat destinasi silaturahmi. Yap.. Silaturahmi yang bagiku tidak hanya sekedar berkunjung tapi juga memiliki arti yang lebih.  Pun ketika merujuk pada dalil, Silaturahmi itu memanjangkan umur, silaturahmi itu mempererat ukhuwah, dan begitu banyak manfaat dari silaturahmi. Bagiku tidak hanya sekedar itu tapi ada nilai-nilai positif lain yang dapat diambil, katakanlah dengan silaturahmi aku jadi tahu daerah-daerah yang belum ku ketahui, dengan silaturahmi pulalah aku mengetahui keluarga teman-temanku, dan jangan lupa silaturakhim adalah salah satu media untuk memperkuat dan menambah jaringan. Nah, makannya dari itu, aku menempatkan silaturahmi sebagai salah satu hobbiku, meskipun tugas kuliah numpuk, pekan depan full ujian, bahkan ketika budget pas-pasan tapi ketika diajak silaturahmi selalu ingin mengusahakan untuk ikut. Karena kapan lagi aku kesana kalau tidak sekarang. Boleh jadi ketika tidak ikut sekarang kelak tidak dapat merasakan keindahan ini.

Balik ke cerita,. Solo-Yogya cukup padat hari ini, ya memang akhir pekan. kendaraan-kendaraan saling beradu menjadi yang terdepan pun juga dengan diriku. Inginnya cepet sampai tempat destinasi tapi ku harus berpikir 2 kali melihat kondisi yang ramai dan tekstur jalan yang bergelombang. Tak apa lah, "alon-alon penting kelakon" sembari menikmati keindahan tepian jalan yang berhiaskan bermacam-macam iklan dan spanduk yang lagi-lagi ingin menjadi yang terdepan cuma bedanya ini terdepan untuk mencari sesuap kehidupan. Melihat jalan ini, membawaku pada masa kurang lebih setahun yang lalu, silaturahmi perdana keluarga kecilku dengan destinasi tempat tinggalnya salah satu dari keluarga tersebut. Silaturahmi yang menjadi cikal bakal rentetan silaturahmi-silaturahmi selanjutnya hingga Solo raya dan sebagian Jawa timur pun sudah terjamah. Sungguh kenangan yang sulit dilupakan dan bagaimana kabar kalian di keluarga baru masing-masing? aku senantiasa menunggu destinasi selanjutnya meskipun kita sekarang tidak dalam satu bingkai keluarga. Kini aku melewati jalan ini lagi dengan keluarga yang berbeda dan berharap esok pun aku akan melewati jalan yang sama dengan keluarga yang berbeda lagi. 

Akhirnya tiba di Destinasi pertama, sebuah tempat yang agak sedikit masuk dari jalan utama. Tempat yang katanya penghasil dan pembuat Baja. Aku pun baru tahu tentang itu, nah, kalau ndak ikut silaturahmi mungkin aku tidak akan mengetahuinya. Canda dan tawa menghiasi temen-temen, sebuah keluarga yang hangat yang berbingkaikan amanah yang sama. Karunia Allah subhanallahu wa ta'la yang begitu indah bertemu dengan kalian, menjalin ukhuwah dengan kalian. Dulu aku tak sempat membayangkan atau bermimpipun tidak pernah. Tapi lagi-lagi Ar Rokhim menujukan kasih sayang dan menuangkannya dengan desain yang sangat indah.

Seakan Mentari telah memanggil, untuk segera beranjak menuju destinasi selanjutnya. Kembali si Hijau menunjukan kelincahannya. Ada kesan tersendiri ketika menuju destinasi kedua, perjalanan menuju destinasi kedua sangat kaya akan belokan. Belokan kanan-belok kiri, hingga terlintas dipikiran rumahnya pelosok,.. hehe. Tapi tak apa lah, itu asyiknya ada yang membuat beda disetiap perjalanan. 

Akhirnya di entah kebelokan ke berapa sampai juga di destinasi kedua. Di destinasi kedua kami pun disambut dengan ayam-ayam kecil dengan warna-warni. "Ayam Partai" didaerahku disebutnya. Pernah dulu waktu kecil nabung tuk beli ayam yang lucu itu tapi nyampe sekarang gag kesampaian beli. Melihat ayam-ayam itu teringat iklan salah satu mie instan, "Perbedaan memang tidak bisa bersatu, tapi bisa berjalan beriringan". Nah, terkadang inspirasi itu tidak hanya didapat dari seorang tokoh-tokoh besar ataupun trainner bahkan dari ayampun kita bisa mengambil inspirasi.



dan aku pun juga dapat melihat mentok-mentok,. lagi-lagi membawaku pada masa lalu, masa dimana ketika mbahku masih memelihara mentok, dan itu pula yang menyatukan puing-puing ingatanku pada masa kecilku. dan aku juga punya foto hewan berberda jenis seakan berinteraksi. Tapi pengalaman yang paling mengesankan adalah tak sengaja 2 kucing lewat didepanku dan mereka berinteraksi dengan bahasanya. Sayangnya, tak dapat terdokumentasikan.



Dan akhirnya, Mentari diujung senja menjadi penutup perjalanan kami di kota bersinar. Sebuah perjalanan yang memiliki kesan yang begitu luar biasa. Dan ijinkan ku abadikan dalam sebuah tulisan. Hingga suatu ketika tak ada waktu tuk berjumpa, tak sempat tuk bersua maka dengan ini akan ku kenang kalian semua. Terima Kasih, telah menjadi bagian dari masa-masa indahku.


2 komentar: