Jumat, 27 Desember 2013

JANGAN BIARKAN BUDAYA LOKAL PUNAH..!



Seiring berjalannya waktu, jaman semakin terus maju dan kini tibalah jaman yang biasa disebut era globalisasi atau ada yang mengatakan era modern. Era yang mengubah tatanan hidup manusia dari tradisional ke modern. Era ini identik dengan masuknya budaya-budaya asing ke dalam negeri. Semakin bertambahnya tahun, seakan budaya asing perlahan mulai menggeser budaya lokal. Kebanyakan orang mempunyai mindset bahwa budaya asing itu lebih keren dan terlihat lebih stylist daripada budaya lokal yang menurut mereka kuno dan ketinggalan jaman. Untuk mengubah mindset tersebut perlu strategi khusus dan kerja keras agar budaya lokal tidak punah.
Penanaman cinta budaya sejak dini merupakan salah satu langkah untuk menanggulangi kepunahan budaya lokal. Mengubah mindset orang yang sudah berumur itu lebih sulit daripada anak-anak. Bila usia anak-anak sudah tertanam mindset bahwa budaya lokal itu tidak kalah dengan budaya asing, tentu akan mengubah pandangan dan perilakunya ketika dewasa nanti. Namun melihat realita yang ada, anak-anak sekarang banyak yang terekspansi oleh budaya asing. Mereka lebih mengenal Naruto daripada Si Unyil. Mereka lebih senang bermain Playstation daripada congklak atau dakonan. Mereka lebih senang menari ala boyband korea daripada menari jaipong.  Hal itu disebabkan oleh doktrin-doktrin dari acara TV yang sering mereka tonton. Alangkah baiknya ketika acara-acara TV menayangkan budaya-budaya lokal namun dikonsep sebaik mungkin agar terlihat tidak kuno dan tidak kalah dengan budaya asing. Sehingga akan mengenalkan kepada penontonnya betapa arif dan majemuknya budaya lokal. Terkhusus pada anak-anak akan tertatanam cinta budaya lokal yang akan membedakan mindset dan perilaku mereka dengan kebanyakan orang-orang terhadap budaya lokal.
Selain itu cara lain adalah memberikan inovasi terhadap budaya lokal sehingga mampu merebut hati orang-orang. Inovasi-inovasi ini sudah mulai muncul karena keprihatinan menurunnya minat masyarakat Indonesia terhadap budaya mereka sendiri. Terbukti dengan munculnya batik bercorak logo tim sepak bola eropa yang lumayan diminati para pemuda. Selain batik bercorak logo tim sepakbola, terlihat batik juga diterapkan untuk model-model pakaian modern. Tak jarang di pasaran dijumpai berbagai jenis pakaian yang bercorak batik. Hal tersebut sangat baik,  secara tidak langsung dapat menanamkan nilai cinta budaya dan mengubah cara pandang mereka yang menilai bahwa batik itu hanya untuk acara resmi atau formal tapi ternyata juga dapat dipakai untuk acara santai.
Tidak hanya dibagian pakaian saja, hendaknya inovasi-inovasi tersebut muncul dibagian-bagian yang lain. Mungkin dengan membuat suatu game digital dimana game tersebut memuat suatu permainan tradisional. Atau lebih banyak memproduksi animasi-animasi yang berlatarkan kisah-kisah lokal. Dengan inovasi-inovasi tersebut diharapkan dapat mengubah mindset masyarakat terhadap budaya lokal agar budaya lokal tidak punah dan mampu bersaing di era modern.
Untuk mencegah kepunahan budaya lokal tidak hanya dengan penanaman cinta budaya sejak dini dan inovasi terhadap budaya lokal saja namun perlu adanya filter yang kuat terhadap budaya asing yang masuk dan perlu ada pertimbangan untuk menerapkan budaya-budaya asing itu apakah sesuai dengan karakter bangsa ini atau tidak. Sehingga ketika terjadi suatu akulturasi budaya asing dengan budaya lokal tidak akan menurunkan nilai yang ada pada budaya lokal. Dengan kata lain budaya lokal tidak akan punah.
Semua itu diperlukan kesabaran dan keuletan dalam menerapkannya. Karena setiap perubahan baik, itu butuh tahapan-tahapan agar tercapai puncak dari perubahan itu. Seorang tokoh terkenal mengungkapkan bahwa perubahan itu harus disertai 3M yakni mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil dan mulai saat ini juga. Bila 3M tersebut kita aplikasikan dalam merubah mindset masyarakat terhadap budaya lokal akan membawa dampak yang positif. Sehingga budaya lokal dapat sejajar dengan budaya asing dan terhindarkan dari kepunahan. Sudah selayak pula budaya lokal tetap kita lestarikan. Padahal orang asing pun sangat tertarik kepada budaya kita. Tapi mengapa kita justru tertarik pada budaya asing dan menganggap budaya lokal kuno dan ketinggalan jaman. Sudah saatnya kita ubah mindset tersebut. Kearifan dan karakter budaya lokal yang beragam sangat berharga dan tidak mampu dibarter dengan apapun. Sebagai putra-putra bangsa hendaknya mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil dan mulai saat ini juga belajar melestarikan budaya lokal agar budaya lokal tidak tenggelam ditengah ganasnya ombak modernisasi.

0 komentar:

Posting Komentar